widget

Jumat, 10 November 2017

Everlasting

Setiap langkah dan setiap detik aku belajar bagaimana menghargai arti sebuah kehidupan. Dari sini aku belajar bagaimana menghargai sebuah komitmen, menghargai satu dengan yang lain. Disini saya berperan sebagai Rifda yang beranjak dewasa bukan lagi Rifda yang bermanja manis dengan berada di zona aman.
Saya sadar dengan beranjak dewasa nya usia saya, saya semakin memikirkan bagaimana saya akan hidup menjadi orang? Orang yang dapat berguna bagi lingkungan sekitar, dan bagaimana saya mewujudkan sebuah ukiran tangan yang bertuliskan sebuah impian yang harus teralisasikan dalam kehidupan nyata.
Saya mempunyai ambisi dan impian yang mungkin orang lain tidak mengetahuinya, tentunya dalam menggapai sebuah ukiran tangan itu tidak semudah membalikan sebuah tangan dengan begitu saja tetapi semua butuh proses.
Di dunia perkuliahan saya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai sebuah ambisi yang sangat hebat tentunya akan berdampak kepada saya untuk memotivasi diri agar lebih giat lagi dan lagi.
Diawal perkuliahan saya mulai mencari lingkungan yang pantas dan akan berdampak positif kepada saya, disini di dunia baru tepatnya pada awal perkuliahan saya bertemu dengan banyak orang dengan berbagai karakter yang dibawa oleh setiap individu tersebut dengan berbagai perspektif dan opini yang dilontarkan kepada saya membuat saya memilih orang yang bener-bener yang nantinya berdampak positif bagi saya baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
Saya bertanya-tanya kepada angkatan atas mengenai bagaimana kehidupan selama diperkuliahan dan diluar perkuliahan, kamipun saling sharing satu sama lain dan pada akhirnya sayapun mendapatkan ilmu baru yang diberikan oleh angkatan atas.
Menurut pandangan saya yang telah saya tanyakan kepada orang sekitar perkuliahan tidak hanya baik dalam dunia akademik, kita pun harus mempunyai pengalaman organisasi dengan baik dan pada akhirnya saya mengikuti dua organisasi dalam satu semester tersebut.
Saya mengikuti dua organisasi yang tentunya mempunyai peran dan tujuan yang berbeda, dan saya pun belajar dari salah satu anggota dalam organisasi yang saya ikuti adalaha cara dia membagi waktu antara belajar dan berorganisasi namun dalam kutipannya, beliau merupakan mahasiswa yang memiliki potensi yang bagus akan tetapi dia belum dapat berbicara dengan baik serta sangat sedikit pengalaman dalam berorganisasi. Hari demi hari saya dan dia pun menjadi teman akrab yang tentunya saling dukung satu sama lain, dan saya pun belajar banyak dari dirinya.
Dan pada awal semester dua, saya berajak untuk lanjut disalah satu organisasi pada fakultas. Disitu saya pun belajar lebih banyak karena saya bertemu dengan orang dan lingkungan baru.
Pada pertengahan semester dua, pada jurusan saya tepatnya pada program kelas internasional terdengar kabar bahwa ada pembukaan pendaftaran bagi mahasiswa semester lima yang berminat exchange serta  double degree. Mendengar kabar tersebut saya pun menanyakan kepada salah satu kakak tingkat bagaimana proses dan sistem tersebut dan pada akhirnya kakak tingkat saya pun mengajukan diri untuk mendaftar sebagai mahasiswa exchange dan double degree.
Hari pun berlalu kini saya beranjak pada semester tiga, yang harus mempunyai tujuan hidup yang jelas, dan saya sangat termotivasi oleh salah satu kakak tingkat yang pada pertengahan semester mengajukan diri bahwasanya dia lolos pada seleksi double degree tersebut yang harus mengantarkan ukiran tangan dia kepada pintu kesuksesan.
Tentunya ini merupakan kabar baik akan tetapi disisi lain saya entah kenapa merasa takut kehilangan dari sosoknya, mungkin karena seringkali bertukaran pendapat baik dalam dunia akademik maupun non akademik, bahwasanya double degree merupakan pendidikan yang menhabiskan waktu cukup lama selama dua tahun, akan tetapi itu semua merupakan impian dari semua orang tentunya.
Dan sekarang saya pun belajar untuk mewujudkan sebuah ukiran tangan menjadi sebuah kenyataan, hanya Tuhan yang dapat menentukannya dan saya hanya dapat berusaha dan berdoa tentunya.

Tidak ada komentar: