Setiap langkah dan setiap detik aku
belajar bagaimana menghargai arti sebuah kehidupan. Dari sini aku
belajar bagaimana menghargai sebuah komitmen, menghargai satu dengan yang lain.
Disini saya berperan sebagai Rifda yang beranjak dewasa bukan lagi Rifda yang
bermanja manis dengan berada di zona aman.
Saya sadar dengan beranjak dewasa nya
usia saya, saya semakin memikirkan bagaimana saya akan hidup menjadi orang? Orang
yang dapat berguna bagi lingkungan sekitar, dan bagaimana saya mewujudkan
sebuah ukiran tangan yang bertuliskan sebuah impian yang harus teralisasikan
dalam kehidupan nyata.
Saya mempunyai ambisi dan impian yang
mungkin orang lain tidak mengetahuinya, tentunya dalam menggapai sebuah ukiran
tangan itu tidak semudah membalikan sebuah tangan dengan begitu saja tetapi
semua butuh proses.
Di dunia perkuliahan saya bertemu dengan
orang-orang yang mempunyai sebuah ambisi yang sangat hebat tentunya akan
berdampak kepada saya untuk memotivasi diri agar lebih giat lagi dan lagi.
Diawal perkuliahan saya mulai mencari
lingkungan yang pantas dan akan berdampak positif kepada saya, disini di dunia
baru tepatnya pada awal perkuliahan saya bertemu dengan banyak orang dengan
berbagai karakter yang dibawa oleh setiap individu tersebut dengan berbagai
perspektif dan opini yang dilontarkan kepada saya membuat saya memilih orang
yang bener-bener yang nantinya berdampak positif bagi saya baik dalam bidang
akademik maupun non akademik.
Saya bertanya-tanya kepada angkatan atas
mengenai bagaimana kehidupan selama diperkuliahan dan diluar perkuliahan,
kamipun saling sharing satu sama lain dan pada akhirnya sayapun mendapatkan
ilmu baru yang diberikan oleh angkatan atas.
Menurut pandangan saya yang telah saya
tanyakan kepada orang sekitar perkuliahan tidak hanya baik dalam dunia akademik,
kita pun harus mempunyai pengalaman organisasi dengan baik dan pada akhirnya
saya mengikuti dua organisasi dalam satu semester tersebut.
Saya mengikuti dua organisasi yang
tentunya mempunyai peran dan tujuan yang berbeda, dan saya pun belajar dari
salah satu anggota dalam organisasi yang saya ikuti adalaha cara dia membagi
waktu antara belajar dan berorganisasi namun dalam kutipannya, beliau merupakan
mahasiswa yang memiliki potensi yang bagus akan tetapi dia belum dapat
berbicara dengan baik serta sangat sedikit pengalaman dalam berorganisasi. Hari
demi hari saya dan dia pun menjadi teman akrab yang tentunya saling dukung satu
sama lain, dan saya pun belajar banyak dari dirinya.
Dan pada awal semester dua, saya berajak
untuk lanjut disalah satu organisasi pada fakultas. Disitu saya pun belajar
lebih banyak karena saya bertemu dengan orang dan lingkungan baru.
Pada pertengahan semester dua, pada
jurusan saya tepatnya pada program kelas internasional terdengar kabar bahwa
ada pembukaan pendaftaran bagi mahasiswa semester lima yang berminat exchange
serta double degree. Mendengar kabar
tersebut saya pun menanyakan kepada salah satu kakak tingkat bagaimana proses
dan sistem tersebut dan pada akhirnya kakak tingkat saya pun mengajukan diri
untuk mendaftar sebagai mahasiswa exchange dan double degree.
Hari pun berlalu kini saya beranjak pada
semester tiga, yang harus mempunyai tujuan hidup yang jelas, dan saya sangat
termotivasi oleh salah satu kakak tingkat yang pada pertengahan semester mengajukan
diri bahwasanya dia lolos pada seleksi double degree tersebut yang harus
mengantarkan ukiran tangan dia kepada pintu kesuksesan.
Tentunya ini merupakan kabar baik akan
tetapi disisi lain saya entah kenapa merasa takut kehilangan dari sosoknya,
mungkin karena seringkali bertukaran pendapat baik dalam dunia akademik maupun
non akademik, bahwasanya double degree merupakan pendidikan yang menhabiskan
waktu cukup lama selama dua tahun, akan tetapi itu semua merupakan impian dari
semua orang tentunya.
Dan sekarang saya pun belajar untuk
mewujudkan sebuah ukiran tangan menjadi sebuah kenyataan, hanya Tuhan yang
dapat menentukannya dan saya hanya dapat berusaha dan berdoa tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar